![translation](https://cdn.durumis.com/common/trans.png)
Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Baru-baru ini, SBS 'Itu yang Ingin Saya Ketahui' menyoroti kehidupan terisolasi kaum muda yang tinggal di 'rumah sampah', menunjukkan bahwa kesulitan mereka menjadi masalah sosial.
- Kaum muda yang mengalami kesulitan mental yang serius karena kegagalan dalam mencari pekerjaan, kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal, dan kehilangan kekuatan untuk membersihkan rumah mereka, hidup dalam kehidupan terisolasi.
- Mereka merasakan lebih banyak kesepian karena tidak adanya sistem dukungan sosial, dan menekankan perlunya dukungan sosial dan bantuan mental.
Ini adalah konten yang ditayangkan pada 11 Mei 2024.
Program "It's All About That" di SBS adalah dokumenter investigasi sosial yang sangat terkenal di Korea Selatan.
Dalam program dokumenter SBS "It's All About That" yang baru-baru ini ditayangkan, menceritakan tentang kisah para pemuda yang tinggal di "rumah sampah". Program ini menyorot kehidupan para pemuda yang terisolasi dan terpencil, dan menyelidiki latar belakang dan penyebab mengapa mereka terpuruk seperti ini.
Saya Sendiri Tinggal di 'Rumah Sampah'
Dalam Kehidupan Terisolasi
Para pemuda yang menjalani kehidupan seperti terkurung dalam ruang terisolasi memiliki rumah yang penuh dengan sampah karena banyaknya barang-barang yang tidak perlu. Sebagian besar dari mereka mengalami depresi berat atau kelelahan dan tidak punya tenaga untuk membersihkan rumah mereka. Dalam acara tersebut, ditunjukkan seorang wanita berusia 20-an yang telah terperangkap dalam tumpukan sampah selama bertahun-tahun karena kelemahannya.
Rumah Sampah Para Pemuda, Mengapa Terjadi?
Fenomena ini meningkat pesat, terutama di kalangan pemuda berusia 20-an dan 30-an. Mereka menjadi sendirian karena kegagalan dalam mencari pekerjaan atau kesulitan dalam hubungan interpersonal, dan mengalami kesulitan mental yang serius sehingga kehilangan tenaga untuk membersihkan rumah mereka. Dalam acara tersebut, seorang pemuda yang tinggal di rumah sampah mengaku bahwa ia tidak memiliki tenaga untuk membuang sampah karena stres kerja dan kelemahan.
Tekad untuk Membersihkan, Awal yang Baru
Untungnya, beberapa pemuda telah memutuskan untuk membersihkan dan memulai awal yang baru. Dalam acara tersebut, ditunjukkan seorang pemuda yang mendapatkan bantuan dari perusahaan pembersih untuk membersihkan rumah sampahnya dan menemukan harapan untuk memulai kembali. Setelah membersihkan, ia mengungkapkan keinginannya untuk pergi berlibur ke pantai, sesuatu yang telah lama ia lupakan.
Isolasi dan Keterpencilan, Muncul sebagai Masalah Sosial
Fenomena rumah sampah para pemuda bukan hanya masalah pribadi tetapi telah muncul sebagai masalah sosial. Menurut survei pemerintah terbaru, 5 dari 100 pemuda mengalami masalah isolasi dan keterpencilan, dan mereka kesulitan berkomunikasi dengan keluarga mereka, sehingga mereka merasa semakin kesepian. Kurangnya sistem pendukung sosial dan kesulitan mental menjadi salah satu penyebab utama mereka tinggal di rumah sampah.
Kesimpulan
"It's All About That" menyoroti penderitaan yang tersembunyi di balik isolasi dan keterpencilan melalui kisah para pemuda yang tinggal di rumah sampah. Masalah mereka menunjukkan bahwa mereka membutuhkan dukungan sosial dan bantuan mental, bukan hanya sekadar membersihkan sampah. Kita semua perlu peduli dan berusaha agar para pemuda dapat menemukan kembali harapan dan terhubung kembali dengan masyarakat.